Ke Bulan dan Kembali

· Puisi
Section image

𝗞𝗲 𝗕𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶
(𝘛𝘰 𝘵𝘩𝘦 𝘔𝘰𝘰𝘯 𝘢𝘯𝘥 𝘉𝘢𝘤𝘬)

Pada hari kelima belas
di bulan yang kelapan,
si arnab tunggu di awan
tatkala sang dewi mulia
terbang naik ke bulan
membawa sebutir harapan
atas nama setia, dan
atas nama yang mencinta.

Tanglung dinyala di musim luruh
terangnya bagai kalungan
yang diuntai air mata kerinduan
hanya menunggu tuai abadi
sejambak kasih di malam hari.

Di atas singgahsana angkasa
bersemayam sang dewi bulan
wajahnya indah tak terlihat mata
parasnya jauh tak tercapai tangan.

Maka manusia yang fana
hanya mampu menadah
dan membawa harapan
naik tinggi sampai ke langit –
biarlah ia bersinggah di muka bulan
agar sinarnya dapat dipinjamkan,
dimandikan ke bumi dan membasahi
sang pencinta yang mencari pasti.

𝐊. 𝐇𝐚𝐳𝐰𝐚𝐧, 𝟔 𝐎𝐤𝐭𝐨𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟓
(𝘴𝘦𝘮𝘱𝘦𝘯𝘢 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘔𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘓𝘶𝘳𝘶𝘩)