Okaeri (III)
Okaeri (III)

𝗢𝗸𝗮𝗲𝗿𝗶 (𝗜𝗜𝗜)
Lelah belum hilang
keringat masih melekat
tapi akhirnya kamu berdiri jua
di lubang masuk terowong batu
bagai gerbang di bawah kangkang
dan lekuk yang lekang
di lohong yang kosong.
“Tadaima!”
salam kepulangan kamu ucapkan
lantang melantun menggegar hama
dan jawapan “Okaeri” pun diberi
bergema perlahan mengiring ruang
menyambut pulang
sirih yang berkelana, kembali ke gagang.
Kamu pun mengangkat kaki
melangkah masuk ke terowong gelap
tanpa cahaya menyinar gerak
hanya percaya kuasa mutlak
sambil mengorak kamu pun meminta:
-----Pandanglah aku tatkala kelam
-----Pandanglah aku di dalam gelita
-----Pandanglah aku tika pandangan-ku kabur
-----Dan pandanglah aku bila tiada yang melihat.
Cahaya “hikari” pun menerangi
menemani setiap langkah manusiawi
bagai obor yang membakar noda
menanti pancaran
di akhir terowong dusta.
𝐊. 𝐇𝐚𝐳𝐰𝐚𝐧, 𝟏𝟐 𝐒𝐞𝐩𝐭𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝟐𝟎𝟐𝟓